Tea Time

Selain menggunakan lidah buaya, saya juga menggunakan air teh basi untuk rambut saya setiap pagi. Kebiasaan ini sudah saya lakukan dari 3-4 tahun yang lalu. info ini saya dapatkan dari Kiki, mantan teman kerja. suatu hari dia cerita, saat dia dan ibunya beli nasi kuning untuk sarapan. Nci-nci yang menjual nasi kuning itu wajahnya muluuus sekali. Ketika ditanya rahasianya apa, Nci Nasi Kuning itu mengatakan kalu dia sudah bertahun-tahun selalu mencuci muka dengan air teh basi.



Info itu membuat saya terinspirasi untuk memiliki kulit wajah mulus dambaan seluruh umat. tidak seperti lidah buaya, saya memang rajin menggunkan air teh basi. Ini karena air teh hitam selalu tersedia di rumah, setiap hari Ibu selalu membuat sepoci kecil air teh untuk sekeluarga. Disebut teh hitam karena teh ini melalui proses oksidasi lebih lama dibanding teh jenis lain, beraroma kuat dan tahan lama (kalau disimpan dengan benar). Tehnya bukan teh celup, apalagi kalau dapat kiriman oleh-oleh dari tetangga yang menanam  teh di kampung halamannya di Garut, saya makin semangat. saya tidak perlu mecampur dengan bahan-bahan lain, mengupas atau memotong atau menumbuk, tinggal basuhkan muka, beres. Anggap saja cuci muka biasa setelah bangun tidur. Sederhana banget kan. 

Sore itu juga saya menitip pesan pada Ibu agar nanti subuh, air teh sisa hari subuh jangan dibuang, saya akan memakainya. Tapi Ibu bilang, setahu Ibu air teh basi itu untuk rambut, karena Nenek juga sering menggunakannya. Sekali dayuh, dua tiga pulau dibeli. Ya sudah, rambut dan muka dirawat sekalian. Dan pagi itu saya menemukan sisa air teh sudah disimpan apik di sebuah panci kecil (thanks Mom). Sejak saat itulah saya mulai melakukan ritual cuci muka dan membasahi rambut dengan air teh basi. 

Caranya, untuk muka tinggal dibasuh saja, jangan lupa daerah leher. Lebih baik, kalau ada, ampasnya digosok-gosokkan pelan. Nenek bilang, itu dapat menghindari timbulnya benjolan-benjolan kecil berwarna putih di daerah sekitar pipi, istilah bahasa Sundanya sih kokoloteun. Memang pada teh terkandung kafein alami yang dapat memperbaiki kulit yang terbakar sinar UVB matahari. Selain itu, polifenol, sebagai anti oksidan, pada teh dapat mencegah berkembangnya sel-sel kanker dalam tubuh dan dapat mengobati diabetes. Kandungan polifenol dalam dua cangkir gelas teh setara dengan antioksidan yang terdapat pada 7 gelas jus jeruk atau 20 gelas jus apel. Satu cangkir teh pun sudah mencukupi kebutuhan vitamin E untuk satu hari.

Kalau rambut cukup dibasahkan sekenanya saja lalu ditepuk-tepuk ringan. Bagian rambut yang saya basahkan juga tidak seluruhnya, hanya sekitar ubun-ubun, asal basah. Hasilnya saya rasakan sekitar setahun belakangan (entah karena efeknya yang lambat, atau karena saya yang kurang cepat menyadari). Area kulit kepala yang tadinya tidak lagi memproduksi rambut akibat stres, lambat laun muncul rambut-rambut halus. Bisa jadi ini karena zat  catechin yang dapat melebarkan pembuluh darah melalui pembentukan nitrit oksida. Wuaaah, senangnya! :D

Makanya, sekarang rambut saya seperti berantakan, itu karena banyak rambut-rambut baru yang muncul belakangan mulai memanjang, tapi belum cukup panjang, alhasil mereka jadi rambut berdiri. Benar-benar memberikan efek rambut tidak rapih sepanjang hari. Tapi karena ini adalah efek samping atas sesuatu yang baik, saya terima-terima saja.

Sekarang, saya mengombinasikannya dengan lidah buaya yang dapat mempercepat tumbuhnya rambut. Semoga rambut-rambut berdiri ini cepat panjang, jadi bisa duduk dan terurai dengan indah. Amiin... ;]

0 komentar:

Posting Komentar